TINDAKAN ENDOSKOPI TELAH MENCAPAI 1000 PASIEN

       Tindakan endoskopi umumnya dilakukan untuk mendiagnosa penyakit pada saluran pencernaan. Caranya dengan memasukkan alat endoskopi berupa selang khusus yang dilengkapi kamera dan lampu di bagian ujungnya.
Tujuan tindakan endoskopi adalah mengevaluasi dinding dan struktur saluran pencernaan secara jelas. Hal ini dilakukan biasanya setelah muncul gejala pendarahan pada kerongkongan, lambung, usus besar dan usus halus, serta anus. Dengan proses endoskopi ini diharapkan akan diketahui apakah pada saluran pencernaan ada peradangan, tumor, polip atau penyakit lainnya.
Selain bertujuan mendiagnosis penyebab penyakit dari gejala yang dialami, tindakan endoskopi juga digunakan dokter untuk melakukan biopsi jaringan organ dalam. Menariknya, tindakan medis ini memudahkan penanganan penyakit dalam tanpa operasi dan hanya membutuhkan sayatan kecil.
Bahkan ada jenis alat endoskopi seperti kapsul endoskopi yang tidak memerlukan sayatan karena prosesnya dengan menelan alat berupa kapsul. Tentunya alat ini belum tersedia di RSUD Johannes Kupang.
Sejak tanggal 7 Januari 2020 hingga 21 Mei kemarin, tim endoskopi yang terdiri dari dr. Alders A.K Nitbani,SpB.fics dan dr. Widhitomo,SpB(K)BD bersama dokter spesialis anestesi serta perawat bedah pada Instalasi Bedah Sentral (IBS) Messi Dora Christine Nabut.AmK dan Valentina Marna Wea,S,Kep telah melakukan tindakan endoskopi terhadap 1000 pasien.
Pasien-pasien ini berasal dari kota Kupang maupun pasien rujukan dari 2 pulau besar di Nusa Tenggara Timur, yaitu pulau Flores dan pulau Sumba dan pulau-pulau kecil lainnya, seperti Rote, Sabu, Semau hingga Adonara.
Pasien endoskopi pertama pada 7 Januari 2020 berasal dari kabupaten Ende. Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 43 tahun ini dilakukan tindakan kolonoskopi dan biopsy oleh untuk memastikan tumor kolorektal yang dialami oleh pasien tersebut. Saat itu dr. Alders,SpB sebagai dokter bedah bersama dokter anestesi dr Budi,SpAn melakukan endoskopi untuk melihat seluruh bagian usus besar. Tindakan biopsi diperlukan oleh dokter penanggung jawab pasien, yaitu dr Dedy Yulidar,SpB(K)Onk untuk melihat keganasan pada tumor dan berguna dalam pengambilan keputusan dalam pengobatan pasien.
Pasien keseribu merupakan pasien yang berasal dari kota Kupang, yaitu puskesmas Oebobo berjenis kelamin laki-laki dan berusia 64 tahun. Pasien tumor colon ini dilakukan upper GI endoskopi dan biopsy oleh dr. Widhitomo,SpB(K)BD yang juga merupakan dokter penanggung jawab pasien tersebut. Pemberian anestesi dilakukan oleh dr Petrus Doko Rihi,SpAn yang dibantu oleh penata anesetesi Elisabeth Ni Usnifit, AmdKep dan Yuliana Radja,AmdKep.
Dari pertama kali endoskopi ini digunakan terdapat 173 pasien di tahun 2020. Saat pertama kali digunakan alat ini dioperasikan oleh dr. Alders,SpB namun sejak 15 Agustus 2020, dr. Widhitomo,SpB(K)BD sekembalinya dari pendidikan konsultan bedah digestif mulai bergabung dalam tim endoskopi.
Di tahun 2021 terdapat 207 pasien, kemudian naik menjadi 238 pasien di 2022 dan akhir tahun 2023 tercatat 284 pasien endoskopi, namun terdapat 3 pasien yang dibatalkan tindakannya karena alasan klinis. Hingga 21 Mei 2024 sudah terdapat 101 pasien yang telah diendoskopi. Sehingga total pasien yang telah diendoskopi. Telah mencapai 1000 pasien.
Diharapkan agar Tindakan yang ditanggung oleh BPJS ini dapat dimanfaatkan dengan efektif oleh masyarakat NTT.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *